Tuesday, June 10, 2014

IT SUPPORT

                                         SISTEM INFORMASI RESTORAN

Prakata

komputerisasi telah berkembang di berbagai bidang, sehingga hampir setiap kegiatan telah memanfaatkan perkembangan teknologi komputer. Perkembangan teknologi komputer membuat perangkat komputer menjadi semakin mudah, semakin kecil, dan tentu semakin mudah dijangkau. Hal ini terjadi dikarenakan perkembangan teknologi yang kian pesat sehingga bahkan lebih cepat dari perkembangan sistem yang berjalan didalamnya, sehingga sebagian besar sistem aplikasi mampu diterima oleh perangkat yang memiliki harga yang terjangkau, misalnya untuk browsing internet pada beberapa tahun lalu tidak dapat dilakukan melalui perangkat handphone, namun sekarang hampir seluruh handphone dapat melakukan browsing internet, bahkan dengan harga yang terjangkau.
Restoran merupakan salah satu dari banyak tempat yang memanfaatkan kemajuan teknologi. Mulai dari pemesanan tempat, yang sekarang ini bisa melalui telepon, sampai pembayaran yang dapat dilakukan menggunakan kartu kredit. Semua itu tidak lepas dari perkembangan teknologi. Namun masih terdapat beberapa restoran yang masih menggunkan cara manual, yaitu mencatat setiap pesanan menggunakan kertas karbon, kemudian pelayan akan mencatat dan memberikan tiga salinan pesanan ke dapur dan kasir. Tentu hal ini menyulitkan pemesanan dan tidak ada antrian dalam pesanan. Sehingga makanan tidak dapat keluar bersamaan, atau bahkan ada makanan yang mudah dibuat akan dikeluarkan dulu.
Oleh karena itu Sistem Restoran sangat penting untuk diimplementasikan. Sistem restoran dapat langsung mengirimkan pesanan dari pelanggan ke bagian dapur melalui jaringan komputer yang dibangun di restoran tersebut. Jaringan dapat dibangun dengan menggunakan konsep wireless (tanpa kabel). Diharapkan sistem ini dapat mempermudah kerja pelayan sehingga lebih efektif dan efisien.






Rounded Rectangle: 1Text Box: PENDAHULUAN
 




1.1. Latar Belakang

Teknologi informasi dan komunikasi menjanjikan efisiensi dan efektivitas, efisiensi yang dijanjikan antara lain pencarian data yang cepat, serta penampilan informasi yang menarik pada sebuah media tampilan layar monitor, efektivitas yang dijanjikan antara lain dapat mengurangi penggunaan kertas dan tentu dapat dilakukan pembagian resource sehingga satu data dapat diakses oleh banyak pengguna tanpa harus menggandakan data tersebut. Pada era dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi begitu pesat. Pemanfaatan dan penggunakan teknologi bukan merupakan hal yang asing. Penggunaan media perangkat bergerak (mobile device) sudah menjadi hal yang biasa, bahkan hampir setiap menit kita jumpi penggunaan perangkat elektronik disetiap sudut kegiatan kita. Mulai dari sistem parkir, sistem informasi akademik, bahkan sampai pengambilan uang di Bank yang telah digantikan oleh mesin ATM. Beberapa hal tersebut adalah sedikit contoh dari pemanfaatan teknologi informasi.
Efisiensi dan efektivitas yang ditawarkan dari teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu hal yang mendukung terjadinya pmanfaatan dan perkembangan teknologi informasi di berbagai bidang tak terkecuali restoran. Pada dasarnya restoran adalah usaha yang bergerak dibidang jasa pelayanan. Pada restoran yang belum menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, biasanya digunakan media kertas dan pencatatan pada sebuah kertas karbon rangkap. Reservasi meja akan ditulis dan dicatat oleh petugas reservasi pada buku catatan, tentu pada buku catatan tidak terdapat alarm atau pengingat, sehingga petugas reervasi harus melakukan cek secara rutin terhadap jadwal. Petugas reservasi juga harus menggunakan perangkat lain untuk pengingat dan alarm. Pelayan akan mencatat setiap menu pesanan pelanggan menggunakan kertas karbon rangkap yang selanjutnya akan diberikan copy 1 kepada dapur untuk diproses, dan akan diberikan copy 2 kepada kasir untuk dihitung, namun jika ada tambahan pesanan maka pelayan harus menggunakan kertas baru dan melakukan hal yang sama seperti pesanan baru. Pada pesanan menggunakan media kertas karbon proses urutan pelayanan akan dilakukan secara manual. Jika pelayan memberikan dua kertas pesanan secara langsung kepada dapur maka dapur akan melakukan urutan sendiri, dapat terjadi ketidak sesuaian urutan pesanan, sehingga pelanggan yang memesan pertama kali dapat dinomor duakan oleh bagian dapur. Pencatatan menu yang keluar dan pencatatan penggunaan bahan dasar akan dilakukan oleh bagian dapur secara manual. Data penggunaan bahan dasar makanan ataupun bahan langsung saji dapat mempengaruhi jumlah stok bahan makanan. Bagian kasir akan mengumpulkan kertas pesanan serta kertas pesanan tambahan yang kemudian menghitungnya secara manual, atau dibantu dengan mesin penghitung.
Beberapa hal yang telah diuraikan diatas tentu kurang efektif dan kurang efisien. Oleh sebab itu di proposal ini kami menawarkan sebuah sistem informasi restoran yang didalamnya terdapat beberapa fitur utama diantaranya adalah reservasi meja, pelayanan pesanan, serta kasir. Pelayanan pesanan dapat menggunakan media bergerak (mobile) berupa tablet atau smartphone.
            Oleh sebab itu restoran anda memandang perlu untuk segera memiliki sistem e-strategi dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung aktivitas restoran yang meliputi aktivitas reservasi meja, pemesanan menu, pengolahan bahan dasar oleh dapur, dan pembayaran untuk terciptanya proses bisnis yang efektif dan efisien.

1.2 Maksud

Maksud dari perancangan dan pembangunan sistem informasi restoran ini adalah memberikan landasan berpikir, standarisasi dan implementasi bagi perkembangan teknolgi informasi restoran yang efektif dan efisien dalam bentuk Sistem Informasi Restoran

1.3. Tujuan

Tujuan dari perancangan dan pembangunan Sistem Informasi Restoran ini adalah:
a.       Meningkatkan mutu layanan melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses penyelenggaraan pelayanan terhadap pelanggan.
b.      Terbentukanya proses bisnis yang efektif dan efisien
c.       Perbaikan organisasi, sistem manajemen, dan proses kerja.

1.4. Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan pembuatan rencana induk pengembangan teknologi informasi adalah:
1.      Tersedianya rencana pengembangan sebagai acuan dalam upaya untuk perancangan dan pengembangan sistem
2.      Tersedianya Teknologi Informasi untuk mendukung upaya pengembangan sistem
3.      Tingkat pencapaian kinerja unit pelayanan pada restoran
4.      Penataan sistem, mekanisme dan prosedur pelayanan, sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara lebih berkualitas, berdaya guna dan berhasil guna;

1.5. Luaran Kegiatan

Luaran kegiatan perancangan dan pembangunan sistem informasi restoran antara lain:
a.       Sistem informasi restoran
b.      Laporan proses bisnis
c.       Perancangan infrastruktur jaringan
d.      Dokumentasi petunjuk




















Rounded Rectangle: 2Text Box: KAJIAN PUSTAKA
 




Perkembangan teknologi informasi mendukung terjadinya proses bisnis yang efektif dan efisien. Berbagai perangkat yang merupakan hasil dari perkembangan teknologi muncul untuk mendukung proses bisnis di berbagai sudut kegiatan.

2.1. Kerangka Berpikir Pengembangan Teknologi Informasi

Mengingat pengembangan teknologi Informasi merupakan sebuah proses transformasi dari manual ke elektronik, maka dibutuhkan upaya-upaya sistematis yang menyangkut subyek, obyek dan metoda yang terkait dengan proses transformasi tersebut.

2.2. Kualitas Pelayanan

Goetsch dan Davis dalam Tjiptono (1998) mengatakan kualitas merupakan suatu kondisidinamis yang berhubungan dengan produk, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi harapan. Kualitas merupakan perwujudan atau gambaran-gambaran hasil yang mempertemukan kebutuhan dari pelanggan dalam memberikan kepuasan. Jadi konsep kualitas lebih dari sekedar memenuhi spesifikasi barang, kualitas mengimplikasikan memenuhi atau melebihi harapan tentang ketepatan waktu, akurasi pekerjaan, kecepatan tanggapan, dan unjuk kerja. Kualitas dipandang secara lebih luas, di mana tidak hanya aspek hasil saja yang ditekankan, melainkan meliputi proses, lingkungan, dan manusia. Untuk mengukur kualitas layanan di sektor publik menurut Laterner & Levine (1990) dan Hatry (1999) melalui 5 indikator, yaitu :  
a.       Baik tidaknya layanan (quality of service). Baik tidaknya layanan dapat dilihat dari sejauh mana institusi dalam memberikan layanan publik dengan ramah, populis dan berbagai macam bentuk perilaku yang dapat menyenangkan dan memuaskan pelanggan.
b.      Produktivitas (productivity). Produktivitas sering diukur dengan rasio antara input dengan output. Dalam konteks layanan publik produktivitas dapat diukur dengan jawaban pertanyaan.
c.       Responsibilitas (responsibility). Responsibilitas, dapat dibatasi sebagai tanggung jawab secara intern institusi dan atau pelaksana layanan di dalam memberikan layanan publik atau menjalan-kan tugasnya.
d.      Akuntabilitas (accountability). Akuntabilitas, dalam konteks layanan publik dapat dibagi menjadi dua sasaran: (a) bagi institusi pemerintah lokal dalam memberikan layanan publik; (b) bagi pelaksana layanan secara individual dimaknai dengan sejauhmana pelaksana layanan bertanggung jawab terhadap pekerjaan.
e.       Responsivitas (responsiveness). Responsivitas di-artikan sebagai daya peka organisasi dan pelak-sana layanan dalam menyikapi perkembangan lingkungan institusinya.

2.3. Standar Pelayanan Publik

Setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima pelayanan. Standar pelayanan terdiri dari :
1.      Prosedur pelayanan
2.      Waktu pelayanan
3.      Biaya pelayanan
4.      Produk pelayanan
5.      Sarana dan prasarana
6.      Kompetensi petugas pemberi pelayanan

2.4. Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang "relevan”, “valid" dan "reliabel”, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut :
1.      Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan
2.      Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya
3.      Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya)
4.      Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku
5.      Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan
6.      Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian  dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat
7.      Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan
8.      Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani
9.      Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati
10.  Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besamya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan
11.  Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan
12.  Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
13.  Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan
14.  Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko‑resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

2.5. Analisis SWOT

Selain melakukan analisis komprehensif terhadap hasil survey, agar hasil penyusunan rencana induk pengembangan Teknologi Informasi dapat mencapai kondisi ideal yang diharapkan maka perlu dilakukan analisis SWOT.
Ada beberapa komponen pokok yang akan dianalisis yaitu sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak/aplikasi, jaringan komputer/Internet, Data dan Informasi, pelayanan masyarakat, organisasi. Komponen tersebut dianalisis letak kekuatannya (Strengths), kelemahannya (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan tantangan (Threaths). Analisis SWOT ini dipakai sebagai dasar penentuan rencana pengembangan Teknologi Informasi guna membantu peningkatan pelayanan publik, yaitu pelayanan terhadap pelanggan restoran.
Dari analisis ini maka dapat dilakukan evaluasi diri untuk berbenah diri membangun Rencana Pengembangan Pelayanan Publik yang didukung Teknologi Informasi yang handal dan terpadu. Selain itu, dengan analisis SWOT tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah utama yang perlu mendapatkan perhatian untuk dapat mencapai kondisi yang memungkinkan untuk membangun dan mengembangakan pelayanan publik. Strategi pengembangan Teknologi Informasi untuk mendukung Peningkatan Pelayanan Publik menurut prioritas selanjutnya dapat dibangun berdasarkan analisis SWOT yang telah disusun, disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di Pemerintah Kabupaten Kediri.
Analisis SWOT yang disusun berikut selain dari hasil kuisioner juga hasil dari survey langsung terhadap masyarakat, kalangan bisnis dan instansi pemerintah juga hasil dari survey terhadap dokumen-dokumen pendukung (data sekunder) yang terdapat di Pemerintah Kabupaten Kediri.









Rounded Rectangle: 3Text Box: RENCANA PENGEMBANGAN
 




Untuk mengintegrasikan seluruh implementasi Teknologi Informasi dibutuhkan standar dan aturan-aturan pendukung yang dapat dijadikan acuan utama dalam pengembangan Pelayanan Publik yang didukung dengan implementasi Teknologi Informasi untuk seluruh pelayanan publik. Agar standar dan panduan tersebut dapat diadaptasi oleh seluruh pelayanan publik di Dinas Perhubungan Pemerintah Kabupaten Kediri secara lebih sistematik dan terpadu, maka perlu diterjemahkan ke dalam suatu bentuk dokumentasi yang lebih terperinci dan memudahkan mengikuti tahapan-tahapan kunci yang memungkinkan hasil yang ingin dicapai dapat lebih terukur

3.1. Sumber Daya Manusia

Peninjauan terhadap sumber daya manusia (SDM) pengembangan pelayanan publik yang disertai dengan implementasi pengembangan Teknologi Informasi bagi restoran ini dimaksudkan untuk memberikan panduan baku pengembangan Teknologi Informasi hanya pada bidang sumber daya manusia, dengan ruang lingkup restoran (rumah makan).
Tujuan pembuatan dokumen Cetak biru (Blueprint) sistem ini adalah:
1.      Panduan dalam perecanaan pengembangan sumber daya manusia yang mengelola Teknologi Informasi
2.      Pedoman mengenai ukuran atau patokan tentang pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki sumber daya manusia yang mengelola Teknologi Informasi

3.2. Infrastruktur Jaringan

Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi informasi, program- program, dan menggunakan bersama perangkat keras. Jaringan komputer dapat diartikan pula sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berada di berbagai lokasi yang terdiri dari lebih dari satu komputer yang saling berhubungan.
Dalam sebuah jaringan komputer umumnya saling berhubungan banyak komputer ke sebuah atau beberapa server. Server adalah komputer yang berfungsi sebagai “pelayan” pengiriman data dan/atau penerima data serta mengatur pengiriman dan penerimaan data diantara komputer-komputer yang tersambung
Secara mendasar, sebuah jaringan komputer dapat dibagi atas kelompok jaringan eksternal (Internet atau pihak luar), kelompok jaringan internal dan kelompok jaringan diantaranya atau yang biasa disebut sebagai DeMilitarized Zone (DMZ). Komputer-komputer pada jaringan DMZ, adalah komputer-komputer yang perlu dihubungi secara langsung oleh pihak luar. Contohnya adalah web-server, mail exchange server dan name server. Komputer-komputer pada jaringan DMZ harus dipersiapkan secara khusus, karena mereka akan terbuka dari pihak luar. Aplikasi yang dipergunakan pada host-host pada DMZ harus merupakan aplikasi yang aman, terus menerus dipantau dan dilakukan update secara reguler. Aturan-aturan yang berlaku adalah sebagai berikut :
1.      Pihak luar hanya dapat berhubungan dengan host-host yang berada pada jaringan DMZ, sesuai dengan kebutuhan yang ada. Secara default pihak luar tidak bisa melakukan hubungan dengan host-host pada jaringan DMZ.
2.      Host-host pada jaringan DMZ secara default tidak dapat melakukan hubungan dengan host-host pada jaringan internal. Koneksi secara terbatas dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
3.      Host-host pada jaringan internal dapat melakukan koneksi secara bebas baik ke jaringan luar maupun ke jaringan DMZ. Pada beberapa implementasi, untuk meningkatkan keamanan, host-host pada jaringan internal tidak dapat melakukan koneksi ke jaringan luar, melainkan melalui perantara host pada jaringan DMZ, sehingga pihak luar tidak mengetahui keberadaan host-host pada jaringan komputer internal.
Pembuatan infrastruktur jaringan komputer di Kabupaten Kediri menggunakan konsep DMZ (De Militerized Zone) dimana semua server utama diletakkan pada daerah bebas gangguan keamanan yang diapit oleh dua firewall. Firewall pertama merupakan exterior firewall yang menggunakan perangkat bridge firewall (diletakkan pada NOC). Pada gateway diberikan fasilitas VPN (Virtual Private Network ) untuk menjaga kerahasiaan pengiriman data baik voice atau non voice dari dan keluar jaringan Kabupaten Kediri sedangkan dari sisi komputer client diberi software VPN Client.
Firewall kedua diletakkan pada sisi intranet yang dilengkapi juga dengan VPN server yang dipasang pada router. Fungsi VPN adalah untuk menjamin kerahasiaan pengiriman data karena antara NOC (Network Operation Center) dan client dihubungkan dengan menggunakan wireless yang keamanannya rendah.
Server farm berisi server-server seperti bridge, primary web server, secondary web server, dns server, mail server, proxy server, aplication server.
Untuk lebih optimal server-server di NOC sebaiknya menggunakan sistem operasi Linux/Unix.
Spesifikasi wireless LAN yang dapat digunakan antara sisi NOC dan client:
1.      WLAN dengan frekuensi 5.3 GHz s.d 5.8 GHz penggunaan frekuensi ini bertujuan agar interefrensi antar pengguna perangkat wireless tidak banyak terjadi karena frekuensi 2.4 GHz sudah terlalu rapat dan gangguan yang terjadi sangat besar. Selain itu frekuensi 5GHz sebelum dipasang harus mendapat ijin dari Departemen yang terkait
2.      Menggunakan metode enkripsi WPA atau WEP pada perangkat radio yang tersedia baik antara NOC dan client maupun antar client sendiri. Fungsi WPA/WEP untuk menjamin tingkat keamanan transmisi data selain adanya VPN antara NOC dan client.
3.      Untuk pengembangan infrastruktur jaringan ke depan bisa diarahkan pada penggunaan fiber optic maupun Wimax.


3.3. Topologi Jaringan

LAN digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam suatu instansi yang menggunakan peralatan secara bersama- sama dan saling bertukar informasi. Pada umumnya LAN dimiliki oleh suatu instansi tanpa danya campur tangan lain, misalnya jaringan telekomunikasi. LAN digunakan untuk menghubungkan simpul yang berada di daerah yang tidak terlalu jauh seperti dalam sebuah bangunan atau gedung dengan radius maksimum 10 kilometer. Dalam LAN umumnya kecepatan pengiriman data sangat tinggi, misalnya 10 Mbps, 100 Mbps bahkan ada yang sampai dengan 1000 Mbps.
Dalam LAN untuk menguraikan cara bagaimana komputer terhubung dalam suatu jaringan di kenal dengan istilah Topologi. Topologi menguraikan layout aktual dari perangkat keras jaringan sedangkan topologi logika menguraikan perilaku komputer dalam jaringan dari sudut pandang operator, dalam hal ini manusianya yaitu topologi fisik. Pada umumnya jaringan menggunakan satu atau lebih topologi fisik. Topologi fisik meliputi : BUS, STAR dan RING.
Topologi BUS adalah topologi umum dalam LAN. Satu kabel utama menghubungkan tiap simpul ke saluran tunggal komputer yang mengakses ujung dengan ujung. Masing-masing simpul di tiap komputer terhubung dengan simpul komputer yang lain, kecuali komputer dipaling ujung hanya terhubung dengan satu sisi simpulnya.
Dalam topologi STAR sebuah terminal pusat bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi data yang terjadi. Semua kontrol dalam totpologi STAR dipusatkan pada satu titik yang dinamakan stasion primer dan terminal lain sebagai stasion sekunder.
Topologi RING hampir sama dengan topologi BUS, hanya saja ujung dari topologi ini dihubungkan dengan ujung yang lain hingga menyerupai lingkaran. Topologi yang akan digunakan pada masing-masing dinas atau instansi pada Pemerintah Kabupaten Kediri adalah Star. Karena apabila ada satu komputer error/crash maka tidak akan mengganggu jalannya data pada komputer lain. Selain itu juga karena adanya kontrol terpusat sehingga memudahkan dalam mendeteksi error. Topologi star merupakan topologi yang sering digunakan dalam instalasi jaringan di beberapa instansi, karena memang topologi star merupakan topologi yang sangat mudah dilakukan maintenance ketika diperlukan.
Keuntungan dari setiap jenis topologi

Gambar 4 merupakan gambar skema jaringan dengan menggunakan topologi star yang dipadukan dengan beberapa hardware pendukung seperti misalnya printer dan access point
Gambar 4. Jaringan Dengan Menggunakan Topologi Star







Rounded Rectangle: 4Text Box: PERANCANGAN ANTAR MUKA
 





Menu pesanan akan ditemapilkan menyerupai menu cetak dan jika ingin melakukan pesanan maka tinggal menyentuh menu tersebut, maka muncul dialog pesanan, mengenai jumlah pesanan dan permintaan tambahan terhadap menu yang dipesan


Untuk reservasi akan ditampilkan antar muka

Untuk media layar sentuh (touch screen) dapat menggunakan keyboard yang telah disediakan.

Beberapa contoh diatas adalah contoh tampilan antar muka. Setiap desain antar muka dapat disesuaikan dengan keinginan atau disesuaikan dengan tema yang diangkat dari restoran yang akan dirancang dan dibangun sistem informasinya









No comments:

Post a Comment